Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perencanaan Bangunan Bawah Jembatan| Sipilgo

Perencanaan bangunan bawah jembatan merupakan tahapan krusial dalam perancangan struktur jembatan yang berfokus pada perancangan elemen-elemen pendukung yang menyalurkan beban dari struktur atas ke pondasi dan tanah dasar. 

Komponen utamanya meliputi pier (pilar), abutment (jembatan), dan pondasi yang harus dirancang untuk mampu memikul berbagai kombinasi beban, seperti beban mati, beban hidup kendaraan, tekanan tanah, gaya gempa, serta pengaruh hidrodinamika pada jembatan yang melintasi badan air. 

Proses perencanaannya memerlukan analisis yang komprehensif terhadap kapasitas dukung tanah, stabilitas terhadap geser dan guling, penurunan yang diizinkan, serta detail konstruksi yang memadai untuk menjamin durabilitas struktur dalam menghadapi kondisi lingkungan selama umur rencana jembatan.

DOWNLOAD EBOOK GRATIS. Silahkan anda download gratis file ebook pada kolom yang sudah disediakan tanpa daftar dan tanpa bayar.

Aplikasi-Perencanaan-Bangunan-Bawah-Jembatan
Aplikasi Perencanaan Bangunan Bawah Jembatan
Aplikasi Perencanaan Bangunan Bawah Jembatan
Nomor : 32
Kode : ES-0032
Bahasa : Bahasa Indonesia
Halaman : 22 Halaman
Format : Pdf
Sumber : Materi Webinar
Sifat : GRATIS
Pasword : www.sipilgo.com

Bangunan Bawah Jembatan

Bangunan Bawah Jembatan merupakan bagian struktur jembatan yang berfungsi untuk menyalurkan beban dari bangunan atas jembatan ke lapisan tanah dasar atau pondasi. Komponen ini memiliki peran penting dalam menjaga kestabilan dan kekokohan keseluruhan struktur, karena menanggung beban vertikal akibat berat sendiri, beban lalu lintas, serta beban horizontal seperti tekanan tanah dan gaya akibat aliran air. 

Oleh karena itu, perencanaan bangunan bawah harus mempertimbangkan kondisi tanah setempat, daya dukung pondasi, serta kestabilan terhadap gaya-gaya eksternal yang bekerja.

Secara umum, bangunan bawah jembatan terdiri atas dua bagian utama, yaitu abutment (kepala jembatan) dan pier (pilar jembatan). Abutment berfungsi sebagai penopang ujung bentang jembatan sekaligus menahan tekanan tanah dari timbunan oprit, sedangkan pier berfungsi menopang bentang tengah jembatan dan mentransfer beban ke pondasi di bawahnya. 

Keduanya harus dirancang agar mampu menahan kombinasi beban yang kompleks dan menjaga kesetimbangan struktur terhadap gaya vertikal maupun horizontal.

Dalam perencanaan teknis, pemilihan tipe bangunan bawah sangat bergantung pada kondisi geoteknik lokasi dan jenis struktur atas yang digunakan. Analisis geoteknik dilakukan untuk menentukan jenis pondasi yang sesuai, apakah pondasi dangkal seperti foot plate dan caisson, atau pondasi dalam seperti tiang pancang (pile) dan bored pile. 

Selain itu, perhitungan stabilitas terhadap guling, geser, dan penurunan diferensial harus dilakukan untuk memastikan bahwa struktur tetap aman dan berfungsi optimal selama umur layan jembatan.

Material yang digunakan pada bangunan bawah jembatan umumnya berupa beton bertulang, beton prategang, atau pasangan batu, tergantung pada fungsi, skala jembatan, dan kondisi lingkungan. Beton bertulang banyak digunakan karena memiliki kekuatan tekan tinggi dan durabilitas yang baik terhadap pengaruh lingkungan seperti kelembapan, korosi, dan tekanan hidrostatis. 

Selain itu, pemilihan material juga harus memperhatikan kemudahan pelaksanaan konstruksi di lapangan serta biaya pemeliharaan dalam jangka panjang.

Proses pelaksanaan konstruksi bangunan bawah jembatan mencakup pekerjaan penggalian tanah, pembuatan pondasi, pemasangan bekisting, penulangan, dan pengecoran beton. 

Seluruh tahapan pekerjaan harus dilakukan sesuai dengan standar teknis dan spesifikasi yang berlaku, seperti yang tercantum dalam Spesifikasi Umum Bina Marga atau standar internasional seperti AASHTO (American Association of State Highway and Transportation Officials). Pengendalian mutu material dan pengawasan lapangan menjadi aspek penting untuk memastikan bahwa hasil konstruksi sesuai dengan perencanaan desain.

Secara keseluruhan, bangunan bawah jembatan merupakan elemen vital yang menentukan keberlanjutan dan keamanan struktur jembatan secara keseluruhan. Kinerja yang optimal dari bangunan bawah akan menjamin kemampuan jembatan dalam menahan beban lalu lintas, gaya alam, serta pengaruh lingkungan dalam jangka waktu panjang. 

Oleh karena itu, integrasi antara perencanaan, desain, pelaksanaan, dan pemeliharaan harus dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan untuk memastikan jembatan berfungsi dengan baik sesuai umur rencana yang ditetapkan.

Abstrak

Dari data sondir didapatkan nilai tahanan ujung pada kedalaman 4 meter di tempat rencana kepala jembatan nilai konusnya sebesar 60 kg/cm2, sehingga direncanakan menggunakan pondasi langsung sedalam 4 m dari permukaan tanah tempat kepala jembatan. 

Beban-beban yang diperhitungkan

Beban-beban yang diperhitungkan merupakan seluruh gaya dan pengaruh yang bekerja pada struktur jembatan, baik yang bersifat permanen maupun sementara, yang harus dianalisis untuk menjamin keamanan dan kestabilan konstruksi. Setiap jenis beban memiliki karakteristik dan distribusi yang berbeda, sehingga perlu diperhitungkan secara cermat sesuai dengan ketentuan dalam standar perencanaan, seperti SNI dan AASHTO, agar struktur jembatan mampu menahan seluruh kombinasi beban yang terjadi selama masa layan tanpa mengalami kerusakan atau kegagalan struktural.

Beban yang diperhitungkan pada perencanaan bangunan bawah jembatan :

1. Beban mati struktur atas ditambah beban hidup Pll dan QLL / meter lebar pondasi;
2. Berat struktur kepala jembatan
3. Berat timbunan tanah dan beban hidup di belakang kepala jembatan
4. Berat Headwall
5. Berat timbunan tanah di depan kepala jembatan
6. Tekanan tanah aktif akibat berat plat injak dan beban lalu lintas merata
7. Tekanan tanah aktif akibat timbunan tanah dibelakang kepala jembatan
8. Tekanan tanah pasif penahan geser tanah di depan kepala jembatan

Tahapan Perhitungan

Tahapan Perhitungan merupakan serangkaian proses sistematis yang dilakukan untuk memperoleh hasil analisis dan desain yang akurat sesuai dengan standar teknis yang berlaku. Proses ini mencakup identifikasi data awal, penentuan parameter perencanaan, penerapan rumus atau metode analisis, hingga evaluasi hasil perhitungan untuk memastikan kesesuaian terhadap kriteria perencanaan. 

Setiap tahap harus dilaksanakan secara teliti dan berurutan agar diperoleh hasil yang dapat dipertanggungjawabkan secara teknis dan mendukung tercapainya tujuan perencanaan secara efisien dan aman.

1. Perhitungan pembebanan
2. Perhitungan Daya Dukung
3. Perhitungan Kestabilan Terhadap Geser
4. Perhitungan Kestabilan Terhadap Guling

Download Perencanaan Bangunan Bawah Jembatan

File yang saya bagikan ini merupakan Ebook tentang Perencanaan Bangunan Bawah Jembatan. Silahkan sobat tekan tulisan download yang berada dibawah ini secara Gratis alias cuma-cuma. 
 
Masukkan password dibawah ini untuk membuka File Winrar
Password Winrar : www.sipilgo.com
Jika tidak mengunduh secara otomatis, klik Unduh lagi. Dan jika linknya rusak, silahkan lapor melalui Kolom Komentar.
 Password winrar : www.sipilgo.com 

Apabila sobat Sipilgo ingin mengikuti atau berlangganan artikel dari kami silahkan mengunjungi di :

Telegram Instagram Youtube

Kesimpulan

Secara keseluruhan, bangunan bawah jembatan memiliki peran yang sangat penting dalam menjamin stabilitas, kekuatan, dan keberlanjutan struktur jembatan secara menyeluruh. 

Melalui perencanaan yang memperhatikan kondisi geoteknik, pemilihan jenis pondasi, serta penggunaan material yang sesuai dengan standar teknis, bangunan bawah mampu menyalurkan beban dari bangunan atas ke tanah dasar dengan aman dan efisien. Pelaksanaan konstruksi yang mengikuti prosedur dan spesifikasi yang berlaku, disertai dengan pengawasan mutu yang ketat, menjadi kunci untuk memperoleh hasil yang andal dan tahan lama. 

Dengan demikian, kolaborasi antara aspek perencanaan, pelaksanaan, dan pemeliharaan secara terpadu sangat diperlukan agar jembatan dapat berfungsi optimal sepanjang umur rencananya.


Post a Comment for "Perencanaan Bangunan Bawah Jembatan| Sipilgo"