Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Prestress Losses In Post-Tensioning Tendon

Tendon Prestress adalah kawat baja yang dirangkai dengan jumlah tertentu pada beton prategang. Kawat baja diberi tegangan dengan cara ditarik menggunakan alat untuk menyatukan antar segmen beton prategang.

Komponen kunci dari sistem mutakhir ini adalah Post-Tensioning Tendon, suatu asembli yang terdiri dari strand atau kawat baja berkekuatan tinggi (high-tensile steel) yang ditempatkan dalam selubung (duct/sheathing) dan tidak terikat secara permanen dengan beton di sekitarnya. 

Prinsip fundamentalnya terletak pada penerapan gaya tekan pada elemen beton setelah beton tersebut mengeras, dengan cara menarik (mentensioning) tendon tersebut, sehingga secara signifikan meningkatkan kapasitas beban material beton yang notabene kuat terhadap tekanan namun lemah terhadap tarikan.

Prestress-Losses In-Post-Tensioning-Tendon
Prestress Losses In Post Tensioning Tendon

Prestress Losses In Post-Tensioning Tendon
Kode : -
Bahasa : Bahasa Inggris
Halaman : 7 Halaman
Format : Ms. Excel
Sumber : -
Sifat : GRATIS

Post Tensioning Tendon

Post Tensioning Tendon merupakan elemen utama dalam sistem beton prategang yang berfungsi untuk memberikan gaya tekan awal pada beton setelah proses pengecoran dan pengerasan selesai. Tendon ini biasanya terdiri dari kumpulan kawat baja berkekuatan tinggi atau strand yang ditempatkan di dalam saluran (duct) pada elemen beton. 

Setelah beton mencapai kekuatan yang ditentukan, tendon akan ditarik menggunakan alat jack hidrolik, kemudian dikunci pada ujung-ujungnya sehingga menghasilkan gaya tekan internal yang menahan gaya tarik akibat beban kerja. Sistem ini memungkinkan penggunaan beton secara lebih efisien karena meningkatkan kapasitas lentur dan mengurangi retak yang disebabkan oleh tegangan tarik.

Tahapan awal dalam perencanaan post tensioning tendon dimulai dengan penentuan konfigurasi dan jumlah tendon sesuai dengan kebutuhan gaya prategang yang diinginkan. Desainer harus memperhitungkan faktor-faktor seperti panjang bentang, jenis struktur, lokasi beban, dan kondisi batas untuk memastikan distribusi gaya prategang merata dan efektif. 

Pemilihan material tendon, yang umumnya berupa strand baja dengan kekuatan tarik minimum 1.860 MPa, juga menjadi faktor penting untuk menjamin ketahanan terhadap gaya tarik tinggi selama proses penegangan dan selama umur layan struktur.

Selanjutnya, dilakukan analisis gaya prategang yang dibutuhkan untuk menyeimbangkan beban mati dan beban hidup yang bekerja pada struktur. Gaya prategang harus direncanakan agar tegangan yang timbul pada beton tidak melampaui batas izin, baik pada tahap awal maupun setelah terjadi kehilangan gaya (prestress loss). 

Kehilangan gaya ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gesekan antara tendon dan duct, perpendekan elastis beton, rangkak (creep), susut (shrinkage), serta relaksasi baja. Oleh karena itu, perhitungan kehilangan gaya prategang menjadi bagian penting dalam menentukan efektivitas sistem post tensioning.

Setelah tahap perhitungan selesai, proses penegangan tendon (tensioning process) dilakukan di lapangan dengan menggunakan alat hydraulic jack yang terkalibrasi. Gaya yang diterapkan diukur secara cermat dan dikontrol berdasarkan tekanan hidrolik dan regangan tendon untuk mencapai gaya prategang yang direncanakan. 

Setelah gaya yang diinginkan tercapai, tendon dikunci pada angkur (anchorage) menggunakan sistem pengunci khusus agar gaya tetap terjaga selama umur struktur. Prosedur ini harus dilakukan sesuai standar keselamatan dan spesifikasi teknis, karena kesalahan dalam penegangan dapat menyebabkan kegagalan lokal maupun global pada struktur.

Tahap berikutnya adalah penyuntikan (grouting) pada saluran tendon yang berfungsi untuk mengisi ruang antara tendon dan dinding duct. Proses grouting menggunakan campuran semen khusus bertujuan untuk melindungi tendon dari korosi, meningkatkan ikatan antara tendon dan beton, serta menjamin transfer gaya secara efektif. Kualitas bahan grout dan teknik pelaksanaan yang tepat sangat menentukan keberhasilan sistem prategang, karena kerusakan atau rongga pada grout dapat menurunkan daya tahan dan umur struktur.

Secara keseluruhan, perencanaan dan pelaksanaan Post Tensioning Tendon memerlukan ketelitian teknis yang tinggi serta pengendalian mutu yang ketat. Sistem ini memberikan banyak keunggulan, antara lain meningkatkan kapasitas struktur, mengurangi dimensi elemen beton, dan memungkinkan bentang yang lebih panjang tanpa penambahan tumpuan. 

Dengan perhitungan yang tepat, pemilihan material yang sesuai, serta pelaksanaan yang memenuhi standar teknis seperti AASHTO dan SNI 2847, sistem post tensioning tendon mampu menghasilkan struktur beton yang kuat, efisien, dan tahan lama terhadap beban maupun pengaruh lingkungan.

Perhitungan Prestress Losses In Post Tensioning Tendon

Perhitungan ini digunakan untuk menghitung elongasi, gesekan, dan kehilangan set jangkar pada tendon prategang. Tendon dapat memiliki profil tiga dimensi dan dapat didongkrak dari satu atau kedua ujungnya. PSLoss membantu dalam pengembangan profil tendon vertikal untuk balok multi bentang. Spreadsheet menyediakan grafik dinamis untuk visualisasi dan verifikasi data input dan hasil yang dihitung dengan mudah. Ini telah berhasil digunakan untuk berbagai proyek jembatan dan telah secara akurat memeriksa gambar kerja pasca-tarik.

Download Perhitungan Prestress Losses In Post Tensioning Tendon Format Excel

File yang saya bagikan ini merupakan file berupa format ms. excel. Baiklah sobat Sipilgo, untuk mendownload filenya, silahkan sobat tekan tulisan download yang berada dibawah ini Secara Gratis alias cuma – Cuma loh...

Masukkan password untuk membuka File Winrar
Password Winrar : www.sipilgo.com
Jika tidak mengunduh secara otomatis, klik Unduh lagi. Dan jika linknya rusak, silahkan lapor melalui Kolom Komentar.
 Password winrar : www.sipilgo.com 

Perhitungan ini hanya sebatas sebagai alat hitung saja, dan perlu dicek lagi keakuratannya dengan menyandingkan perhitungan atau aplikasi dan peraturan yang berlaku. Anggap saja perhitungan ini sebagai referensi dan koleksi saja. Terimakasih..

Apabila sobat Sipilgo ingin mengikuti atau berlangganan artikel dari kami silahkan mengunjungi di :

Telegram Instagram Youtube

Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Post Tensioning Tendon merupakan komponen vital dalam sistem beton prategang yang berfungsi memberikan gaya tekan awal pada beton guna meningkatkan kapasitas struktur dan mengurangi tegangan tarik. 

Proses perencanaannya mencakup penentuan konfigurasi tendon, analisis gaya prategang, perhitungan kehilangan gaya, serta pelaksanaan penegangan dan penyuntikan grout dengan pengawasan mutu yang ketat. Dengan penerapan metode ini, struktur beton dapat mencapai efisiensi material yang lebih tinggi, memiliki ketahanan terhadap retak dan deformasi, serta mampu menahan bentang yang lebih panjang tanpa penambahan tumpuan.

Sekian postingan singkat kali ini mengenai Prestress Losses In Post Tensioning Tendon, semoga bisa bermanfaat.

Post a Comment for "Prestress Losses In Post-Tensioning Tendon"