Pengambilan Contoh Uji Beton Segar
SNI 2458:2008 Tata Cara Pengambilan Contoh Uji Beton Segar
Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang ’Tata cara pengambilan contoh uji beton segar’ adalah revisi dari SNI 03-2458-1991, Metode pengambilan contoh untuk campuran beton segar, dengan perubahan pada penambahan pengambilan contoh dari mixer-penghampar/paving dan pengambilan contoh dari truck mixers atau agigator.SNI 2458:2008 Tata Cara Pengambilan Contoh Uji Beton Segar |
SNI 2458:2008 Tata Cara Pengambilan Contoh Uji Beton Segar |
|
---|---|
No. Urut |
: 3 |
Bahasa | : Bahasa Indonesia |
Halaman | : 12 Halaman |
Format | : Pdf |
Sumber | : Badan Standarisasi Nasional |
Nomor | : SNI 2458:2008 |
Sifat | : GRATIS |
Abstrak
Tata cara ini mencakup prosedur pengambilan contoh uji beton segar yang mewakili produk beton untuk menentukan kualitas beton sesuai persyaratan, yang diproduksi dengan mesin pengaduk (mixer) stasioner, paving-mixer (penghampar) dan truk pencampur, serta pengambilan dari peralatan pengangkut (agitator dan non-agitator truck) yang digunakan untuk mengangkut beton yang dicampur secara terpusat
Tata cara ini juga mencakup prosedur yang digunakan untuk menyiapkan contoh uji beton yang mengandung ukuran agregat lebih besar dari ukuran agregat nominal, dan bila diperlukan contoh uji beton harus disaring dalam keadaan basah sebelum diuji
Standar ini tidak mencakup pengaturan tentang keselamatan kerja, oleh karena itu bagi pengguna harus menetapkan keselamatan dan kesehatan kerja sendiri dilingkungannya sesuai aturan yang berlaku. (Khususnya terkait dengan sifat campuran beton segar dengan semen hidrolis yang dapat menyebabkan kerusakan kulit)
Ruang Lingkup
Tata cara ini mencakup prosedur pengambilan contoh uji beton segar yang mewakili produk beton untuk menentukan kualitas beton sesuai persyaratan.
Pengambilan contoh uji mencakup beton segar yang diproduksi dengan mesin pengaduk (mixer) stasioner, paving-mixer (penghampar) dan truk pencampur, serta pengambilan dari peralatan pengangkut (agitator dan non-agitator truck) yang digunakan untuk mengangkut beton yang dicampur secara terpusat
Tata cara ini juga mencakup prosedur yang digunakan untuk menyiapkan contoh uji beton yang mengandung ukuran agregat lebih besar dari ukuran agregat nominal, dan bila diperlukan contoh uji beton harus disaring dalam keadaan basah sebelum diuji
Acuan Normatif
ASTM C 172-2004 Standard practice for sampling freshly mixed concrete
ASTM E 11 Specification for wire-cloth and sieves for testing purposes
SNI 03-2458-1990 Metode pengujian pengambilan contoh untuk campuran beton segar
SNI 03-2834-2000 Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal
Istilah dan Definisi
Beton segar adalah campuran beton yang telah selesai diaduk sampai beberapa saat karakteristiknya tidak berubah (masih plastis dan belum terjadi pengikatan awal)
Beton yang disaring basah adalah proses memisahkan agregat yang lebih besar dari ukuran agregat nominal dari campuran beton segar dengan cara penyaringan menggunakan saringan ukuran standar, agar agregat yang tidak sesuai dapat dipisahkan
Satu siklus adukan (batch) adalah sejumlah campuran beton dalam satu siklus langkah kerja dari satu satuan peralatan pengaduk, atau sejumlah beton yang diangkut oleh sebuah mobil angkut beton siap pakai, atau sejumlah beton yang dikeluarkan selama satu menit dari pengaduk yang bekerja terus menerus
Arti Dan Penggunaan
Tata cara ini dimaksudkan untuk memberikan persyaratan dan prosedur dalam pengambilan contoh uji beton segar dari wadah yang berbeda dalam memproduksi atau mengangkut beton. Persyaratan secara rinci seperti bahan, pencampuran, kadar udara, temperatur, jumlah benda uji, slump, hasil interpretasi, dan presisi serta penyimpangan ditetapkan dalam cara uji khusus
Pengambilan Contoh Uji
Pengambilan contoh uji komposit bagian pertama dan terakhir diambil dalam selang waktu tidak lebih dari 15 menit
a. Masing-masing contoh uji beton segar diangkut ke tempat pengujian atau pada benda-benda uji yang dicetak. Contoh-contoh uji harus dikombinasikan dan dicampur kembali dengan sekop sesuai waktu minimum yang disyaratkan pasal 5 b) untuk menjamin keseragamannya
b. Untuk uji slump atau uji kadar udara, atau keduanya, dilakukan dalam 5 menit setelah memperoleh bagian akhir contoh uji komposit beton segar. Selesaikan pengujian-pengujian ini secara cepat dan efisien, baru mulai mencetak benda-benda uji untuk pengujian kekuatan dalam waktu 15 menit setelah pengambilan contoh uji beton segar.
Pembuatan benda uji harus dilakukan secepat mungkin, selanjutnya lindungi benda uji tersebut dari pengaruh matahari langsung, angin, dan pengaruh lain yang dapat menimbulkan penguapan cepat, serta terjadinya kontaminasi yang dapat mempengaruhi mutu beton
Prosedur Volume Contoh Uji
Volume contoh uji yang diperlukan untuk pengujian kekuatan minimum 28 L atau sesuai dengan kebutuhan pengujian seperti tercantum dalam Tabel 1
Volume contoh uji lebih kecil dapat diijinkan untuk pengujian-pengujian kadar udara dan slump, tetapi volume minimum harus ditentukan berdasarkan ukuran agregat maksimum dalam adukan yang dikorelasikan ke dalam berat
Prosedur Pengambilan Contoh Uji
Prosedur pengambilan contoh uji dapat didasarkan atas beberapa faktor yang akan menghasilkan contoh uji yang benar-benar mewakili (representatif) sebagai berikut :
a. pengambilan contoh uji dilakukan sebelum beton dipindahkan dari mixer ke alat angkut menuju ke tempat pengecoran beton
b. pada setiap batch, contoh uji hanya boleh diambil saat penuangan telah mencapai 10%dan sebelum mencapai 90%
Pengambilan Contoh Uji dari Mixer Stasioner
Contoh uji beton diperoleh dengan menggabungkan dua atau lebih bagian tengah dari setiap batch saat penuangan pada selang waktu tertentu. Bagian-bagian ini didapatkan dalam batas waktu yang disyaratkan sesuai pasal 5. Satu jenis contoh uji dibentuk dari gabungan beberapa kali pengambilan dan semua contoh uji diaduk kembali menjadi satu hingga homogen.
Bila penuangan terlalu cepat, pengambilan contoh uji harus menggunakan wadah yang cukup besar agar seluruh adukan tertampung untuk menghindari segregasi.
Aliran campuran yang ke luar dari mixer harus dijaga sehingga tidak tertahan oleh wadah yang dapat menyebabkan terjadinya segregasi, terutama untuk mixer dengan pengungkit maupun tanpa pengungkit.
Pengambilan Contoh Uji Dari Paving-Mixer (Penghampar)
Contoh-contoh uji didapatkan dari paling sedikit 5 titik/tempat berbeda dan kemudian digabungkan dalam satu contoh uji untuk pengujian. Hindari contoh uji tercampur dengan bahan lain yang terdapat pada lantai kerja atau kontak terlalu lama dengan lantai kerja yang menyerap air
Untuk menghindari kontaminasi atau absorpsi dari contoh uji beton dengan lantai kerja, dapat ditempatkan 3 wadah tipis pada lantai kerja dan menuangkan ke dalam sebuah wadah contoh uji yang selanjutnya digabungkan. Wadah yang digunakan harus stabil di atas lantai kerja untuk mencegah perpindahan selama penuangan serta mempunyai ukuran yang dapat menampung volume contoh uji gabungan, sesuai dengan ukuran agregat maksimum
Pengambilan Contoh Uji Dari Truck Mixer Atau Agigator
Contoh uji diambil sebanyak 2 kali atau lebih pada selang waktu yang teratur selama penuangan dari bagian tengah setiap batch dan digabungkan menjadi satu untuk pengujian
Contoh uji tidak boleh diambil bila terjadi penambahan air ke dalam mixer dan juga tidak boleh diambil dari bagian pertama atau terakhir dari penuangan tiap batch. Contoh uji diambil secara berulang kali melalui suatu penuangan ke dalam bak penampung atau langsung masuk ke dalam suatu wadah contoh uji. Kecepatan penuangan dari tiap batch diatur berdasarkan kecepatan putaran drum mixer dan bukan dengan ukuran bukaan pintu pengeluaran
Peralatan Uji Beton Segar
1. Saringan standar
Saringan yang digunakan harus sesuai ketentuan ASTM E 11
2. Peralatan saringan basah
Peralatan untuk penyaringan basah harus saringan standar dengan ukuran sesuai pasal 7.2.1 dan diatur serta ditempatkan sedemikian, hingga seseorang dapat menyaring secara cepat, baik dengan tangan atau mekanikal (alat). Biasanya gerakan horizontal akan menghasilkan hasil yang lebih baik dan lebih disukai. Peralatan harus mampu secara cepat dan efektif memindahkan ukuran agregat yang memenuhi persyaratan
3. Alat bantu
Beberapa alat bantu yang dibutuhkan dalam penyaringan basah seperti sekop, sendok aduk, sendok bahan, dan sarung tangan
Prosedur Penyaringan Basah
Setelah pengambilan contoh uji beton segar, lakukan penyaringan contoh uji dengan saringan standar dan tampung/pindahkan dalam sebuah wadah serta buang bagian agregat yang tertahan. Pekerjaan ini harus dilakukan sebelum menggabungkan/mencampur kembali contoh uji ke dalam suatu wadah.
Goyang atau getarkan saringan dengan tangan atau alat mekanikal sampai lolos pada ukuran saringan standar. Mortar yang menempel pada agregat yang tertahan di atas saringan tidak harus dihilangkan sebelum agregat dibuang
Masukkan contoh uji beton secukupnya ke dalam saringan sedemikian sehingga setelah menyaring tebal lapisan agregat yang tertahan tidak boleh lebih tinggi dari butiran maksimum agregat kasar. Campuran beton yang lolos saringan ditampung dalam suatu wadah yang mempunyai ukuran sesuai, bersih, lembab dan permukaan tidak menyerap.
Setelah memisahkan bagian butir agregat terbesar dengan menyaring basah, aduk kembali contoh uji dengan sekop untuk menjamin keseragaman dengan volume yang dibutuhkan (sesuai dengan Tabel 1) dan selanjutnya lakukan pengujian dengan segera.
Download SNI 2458:2008 Tata Cara Pengambilan Contoh Uji Beton Segar
Password winrar : www.sipilgo.com |
Apabila sobat Sipilgo ingin mengikuti atau berlangganan artikel dari kami silahkan mengunjungi di :
Telegram | Youtube |
Post a Comment for "Pengambilan Contoh Uji Beton Segar"